IKAN SIDAD ATAU IKAN BELUT
Masyarakat Jepang menyadari banyaknya manfaat yang terkandung di
dalam ikan sidat. Kandungan energi ikan sidat lebih besar dari telur
ayam yang mencapai 270 kkal/100 g, sementara vitamin A yang terkandung
di dalamnya tujuh kali lipat lebih banyak dari yang terkandung dalam
telur ayam hingga mencapai 4700 IU/100 g.
Permintaan ekspor Ikan
Sidat terus meningkat. Harga jualnya juga mencengangkan. Sayangnya,
teknik pendederan dan pembesaran yang menjadi kunci dihasilkannya Ikan
Sidat berkualitas dan layak ekspor belum banyak dikuasai.
Ikan
Sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar.
Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka,
konsumen asing menganggap cita rasa Ikan Sidat enak dan memiliki
kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini
sebutannya Unagi.
Teknologi budidaya Ikan Sidat masih baru di
Indonesia. Budidaya Ikan Sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun
2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen
Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal, ikan
sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu
saja, pengembangan budidaya kedua negara tersebut menggunakan benih
Sidat dari Indonesia.
Ikan Sidat tumbuh di perairan tawar
(sungai dan danau) hingga mencapai dewasa. Setelah itu, Ikan Sidat
dewasa beruaya ke laut dalam untuk melakukan reproduksi. Larva hasil
pemijahan akan berkembang, dan secara berangsur-angsur terbawa arus ke
perairan pantai. Ikan Sidat yang telah mencapai stadia elver (glass eel) akan beruaya dari perairan laut ke perairan tawar melalui muara sungai.
Jumat, 25 Maret 2016
New